
Oleh : Dharma Leksana, S.Th., M.Si. – Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)
Bicaranusantara.online – Jakarta, Dalam pusaran perubahan zaman yang kian deras, peradaban digital hadir sebagai gelombang besar yang mengubah lanskap kehidupan manusia. Di tengah arus informasi yang tak terbatas dan konektivitas global yang merentang tanpa batas, Gereja, sebagai institusi rohani yang telah berdiri berabad-abad, dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang yang unik. Jika kita ibaratkan, Gereja saat ini bagaikan bahtera Nuh yang kembali berlayar, kali ini mengarungi samudra digital yang luas dan penuh dinamika.
Gelombang Digital yang Menguji Ketahanan Bahtera
Peradaban digital membawa serta berbagai perubahan mendasar yang menguji ketahanan “bahtera” Gereja. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:
Distraksi dan Fragmentasi Perhatian: Lautan informasi digital yang tak terhingga memperebutkan perhatian manusia. Gereja harus berjuang lebih keras untuk menarik dan mempertahankan fokus jemaat di tengah gempuran notifikasi, media sosial, dan hiburan digital.
Perubahan Nilai dan Norma: Digitalisasi membawa serta relativisme nilai dan norma. Gereja perlu menegaskan kembali ajaran-ajaran fundamentalnya dengan cara yang relevan dan kontekstual di tengah perubahan pandangan dunia yang cepat.
Kompetisi Ruang Publik: Ruang publik kini semakin didominasi oleh platform digital. Gereja harus bersaing dengan berbagai narasi dan ideologi yang beredar di dunia maya untuk tetap relevan dan berpengaruh dalam percakapan publik.
Kebutuhan Adaptasi Pelayanan: Model pelayanan tradisional Gereja perlu diadaptasi agar dapat menjangkau jemaat di era digital. Ibadah daring, konten digital, dan komunitas virtual menjadi semakin penting untuk menjaga koneksi dan pertumbuhan rohani.
Bahtera yang Kokoh di Tengah Badai Digital
Meski tantangan yang dihadapi tidaklah ringan, Gereja memiliki potensi besar untuk tetap menjadi “bahtera” yang kokoh dan relevan di zaman digital. Sebagaimana bahtera Nuh menyelamatkan umat manusia dari air bah, Gereja dapat menjadi tempat perlindungan dan panduan di tengah “banjir” informasi dan perubahan digital.
Beberapa kekuatan Gereja yang dapat dioptimalkan di era digital:
- Pesan Abadi yang Relevan: Ajaran kasih, harapan, dan kebenaran yang diusung Gereja tetap relevan dan dibutuhkan di tengah ketidakpastian dan kompleksitas dunia digital. Gereja dapat menggunakan platform digital untuk menyebarkan pesan ini dengan cara yang kreatif dan menarik.
- Komunitas yang Mendukung: Kebutuhan akan komunitas dan koneksi manusia semakin terasa di era digital yang seringkali terasa terisolasi. Gereja dapat membangun komunitas daring yang kuat dan suportif, menjadi tempat bagi jemaat untuk saling terhubung, berbagi, dan bertumbuh bersama.
- Jangkauan Tanpa Batas: Teknologi digital memungkinkan Gereja untuk menjangkau jemaat dan masyarakat luas tanpa batasan geografis. Ibadah daring, konten digital, dan program pelayanan dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
- Inovasi dan Kreativitas: Era digital membuka ruang bagi inovasi dan kreativitas dalam pelayanan Gereja. Gereja dapat memanfaatkan berbagai platform dan format digital untuk menyampaikan pesan, membangun hubungan, dan melayani jemaat dengan cara yang baru dan efektif.
Mengarungi Samudra Digital dengan Bijak
Untuk dapat mengarungi samudra digital dengan sukses, Gereja perlu mengambil langkah-langkah strategis:
- Literasi Digital: Meningkatkan literasi digital di kalangan pemimpin dan jemaat Gereja agar dapat memanfaatkan teknologi digital secara efektif dan bertanggung jawab.
- Pengembangan Konten Digital: Memproduksi konten digital yang berkualitas, relevan, dan menarik untuk menjangkau berbagai segmen jemaat dan masyarakat luas.
- Pembangunan Komunitas Daring: Membangun dan memelihara komunitas daring yang aktif dan suportif, menjadi tempat bagi jemaat untuk berinteraksi, belajar, dan bertumbuh bersama.
- Etika Digital: Mengembangkan pedoman etika digital bagi jemaat dan pemimpin Gereja agar dapat berinteraksi dan beraktivitas di dunia maya dengan bijak dan bertanggung jawab.
- Keseimbangan Online dan Offline: Menjaga keseimbangan antara pelayanan daring dan luring, memastikan bahwa teknologi digital menjadi alat untuk memperkuat komunitas fisik dan pengalaman beriman yang otentik, bukan menggantikannya.

Masa Depan Bahtera di Era Digital
Gereja di era digital memiliki potensi untuk berkembang dan memberikan dampak yang lebih besar dari sebelumnya. Dengan mengadopsi teknologi digital secara bijak dan strategis, Gereja dapat memperluas jangkauan pelayanan, memperdalam koneksi dengan jemaat, dan tetap relevan di tengah perubahan zaman. “Bahtera” Gereja, yang berlayar di samudra digital, memiliki panggilan untuk menjadi mercusuar harapan, tempat perlindungan, dan sumber inspirasi bagi dunia yang semakin kompleks dan terhubung ini.
Penulis : Dharma Leksana, S.Th., M.Si.
- Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI)
- Pendiri Media Online Wartagereja.co.id
- Direktur PT. Dharma Leksana Media Group
- Komisaris PT. Berita Kampus Mediatama
- Direktur PT. Untuk Indonesia Seharusnya
- Direktur PT. Berita Siber Indonesia Raya
- Komisaris PT. Liputan Media Online Network
- Komisaris PT. Media Kami Untuk Bangun Negeri
- Komisaris PT. Media Kantor Hukum Online
- Ketua Umum Yayasan Berita Siber Indonesia (YABERSI)